Penerjemah: Menerjemahkan Pemula

Editor: Z0Rel

Perselisihan: https://dsc.gg/wetried

Bergabunglah dengan Discord untuk pembaruan bab!

Saat aku mengucapkan "Kembali kepadamu" adalah saat yang tepat ketika hal itu terjadi.

Sebelum reaksi apa pun terjadi, Seo Hweol menyerangku dengan kecepatan yang terlalu cepat untuk diikuti oleh mata.

Kegentingan!

Seo Hweol menjatuhkanku, kakinya menginjak dadaku.

"Ghh…ugh!"

(Kata-kata) aku tidak keluar.

Tidak, apa yang harus kukatakan?

Rasanya (keinginan) aku untuk berbicara, termasuk (kata-kata) aku, tiba-tiba tertekan.

'Apa ini…'

Perasaan seolah-olah Seo Hweol telah menyerbu masuk dan mengisolasiku dari seluruh dunia.

Namun, aku tidak panik.

Sebaliknya, aku melihat Seo Hweol dan menyeringai.

Ini pertama kalinya.

Pertama kalinya inti hati Seo Hweol begitu kacau.

Seo Hweol masih tersenyum dengan ekspresi membeku, tapi inti hatinya bergejolak dengan cara yang belum pernah kulihat sebelumnya.

(Kata-kataku) tertutup, tapi aku menyampaikan pesanku kepada Seo Hweol dengan bibirku sehingga dia bisa melihat dengan jelas.

―Apakah kamu takut dengan Dewa Sejati?

“…Haha, bukankah tidak sopan jika mengganggu seseorang yang sudah menderita pengasingan di dimensi yang jauh dengan memanggil mereka ke dunia ini?”

'Diasingkan?'

Sepertinya Seo Hweol mengetahui sesuatu tentang pemilik Panji Petir Surgawi.

'Memikirkan entitas yang diasingkan dalam dimensi yang jauh menunjukkan tingkat kekuatan seperti itu….'

Semakin aku tahu, semakin terlihat bahwa Dewa Sejati selalu dengan mudah melampaui batasan dan batasan yang ada dalam pikiran aku.

Wo-woong!

Aku memeriksa keadaan tubuhku.

Meski dadaku sudah berubah menjadi kilat, Seo Hweol ‘menginjaknya’.

Melihat sekeliling, aku memperhatikan karakter Good (好) dan Kebajikan (德) masing-masing melayang di Dantian bawah dan tengahku.

Aku melihat kepalaku.

Di atas dantian atasku, karakter untuk Jauh (攸) muncul, dan aku tersenyum pahit.

-Apa yang telah kau lakukan padaku?

"Berkat Daois Seo yang tidak perlu membuka mulutnya, aku harus mengonsumsi salah satu Axe-ku untuk menyegelmu."

'Segel…!?'

Secara harfiah, rasanya seluruh tubuhku perlahan-lahan berderit, semakin mengisolasiku dari dunia.

"Terima kasih, aku harus pergi ke Alam Blood Yin untuk mengisi kembali Sumbu keempat yang harus aku gunakan. Rencana perjalananku menjadi sangat merepotkan karena hal ini."

'Merepotkan…'

Tentu saja, dari ekspresinya, sepertinya dia hanya menggodaku.

Namun, inti hati Seo Hweol memang menjadi sedikit rumit.

Tampaknya fakta bahwa dia harus pergi ke Alam Blood Yin membuat Seo Hweol kesal.

‘Mengapa, Seo Hweol memiliki hubungan dengan Alam Yin Darah?’

Entah bagaimana, sikap Seo Hweol menunjukkan dia enggan mengunjungi Alam Blood Yin.

―Jika kamu tidak ingin pergi ke Alam Blood Yin, tidak bisakah kamu menggunakan Axis yang lain?

Menurut penjelasan Seo Hweol sebelumnya.

Nether Ghost adalah untuk Umur Panjang.

Emas Ungu adalah untuk Kekayaan.

Kekuatan Kuno untuk Kesehatan, dan Iblis Sejati untuk Cinta Kebajikan.

Karena Alam Blood Yin bercabang dari Alam Iblis Sejati, tidak ada bedanya. Masuk akal baginya, yang menyegelku dengan Poros Cinta Kebajikan, untuk mengisi kembali Porosnya di sana.

Tapi jika dia tidak suka pergi ke Alam Blood Yin, tidak bisakah dia menggunakan Axis lain untuk menyegelku?

Ketika aku berpikir demikian,

"Apakah kamu menggodaku, atau kamu benar-benar tidak tahu?"

'Apa? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?'

Saat aku bingung,

"Alam Ungu Emas terlalu jauh, membutuhkan waktu seribu tahun hanya untuk melakukan perjalanan bolak-balik, yang akan membuang-buang waktu… dan Alam Kekuatan Kuno memerlukan kondisi tertentu untuk masuk, sehingga sulit untuk mengisi kembali Axis yang telah dihabiskan." , bukankah begitu?"

―Lalu kenapa tidak pergi ke Dunia Hantu Nether?

Saat aku bertanya, Seo Hweol tersenyum.

Aku mengerutkan kening, mengamati inti hati Seo Hweol.

'Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?'

Menyadari kesalahan bicaraku dengan mengamati inti hati Seo Hweol, aku melihat ketegangan yang mendidih di dalam dirinya telah mereda secara signifikan setelah tanggapanku baru-baru ini.

“Aneh. Kamu terlalu aneh.”

Seo Hweol membungkuk hingga sejajar denganku, mendekatkan wajahnya ke wajahku seolah dia tidak bisa memahaminya.

"Melanjutkan dari apa yang aku katakan sebelumnya, suatu entitas dapat dikendalikan jika kamu mengetahui hal berharganya, tujuannya. Tapi apa sebenarnya kamu? aku telah memantau pergerakan kamu melalui Tubuh Darah Yuan Li selama lebih dari seratus tahun, tapi aku bisa tidak mengetahui tujuanmu."

"…"

"Apa barang berhargamu? Kadang-kadang sepertinya kamu memiliki sesuatu yang berharga, tetapi barusan, kamu sepertinya siap untuk menghancurkan papan itu seolah-olah tidak ada yang berharga bagimu."

Pupil biru cerah Seo Hweol melebar, mengamatiku.

Mencoba memahami makhluk seperti apa aku ini.

"Tanpa tujuan yang diketahui, tanpa sesuatu yang berharga, kamu seharusnya adalah makhluk yang terjatuh dan kehilangan kekuatannya. Namun anehnya, kamu tidak menyadari bahaya yang nyata dari Alam Hantu Nether… Bukan makhluk yang jompo, mungkinkah kamu adalah sisa dari beberapa keberadaan yang mulia? Mungkin sisa yang terlahir dengan hanya sebagian kecil ingatan yang melekat, tidak menerima keseluruhannya."

Seo Hweol menyipitkan matanya dan tersenyum.

“Kecuali era Yang Su-jin yang sesat, tidak ada informasi tentang penurunan Dewa Sejati dalam 120.000 tahun terakhir. Jadi dengan kemungkinan besar, kamu adalah makhluk mulia yang jatuh pada masa Yang Su-jin?”

"…"

"Setelah melihat Daois berusaha memanggil makhluk itu, aku menyimpulkan situasi sebelum dan sesudahnya. Seandainya kamu secara langsung menghadapi makhluk itu dengan tubuh manusia, kamu pasti akan menyerah kepada mereka dalam beberapa saat. Namun, fakta bahwa Daois telah bertahan sejak menghilangnya Pulau Manusia Surgawi hingga saat ini menunjukkan bahwa makhluk itu telah menunjukkan kebaikan padamu. Dugaanku adalah, mungkin kamu secara langsung membantu Intisari Hukuman Surgawi Besar ditemukan oleh tuannya? Tidak ada tindakan lain yang layak dilakukan kebaikan mereka…”

Spekulasi Seo Hweol berlanjut.

“Dan metode yang mungkin membantu Intisari Hukuman Surgawi yang Besar kemungkinan besar adalah dengan mengetahui nama aslinya dan memanggilnya. Dengan melakukan itu, kamu akan sangat menyadari apa yang akan terjadi pada keturunan Yang Su-jin yang entitas itu membencinya. Dengan kemungkinan besar, kamu adalah salah satu Dewa Sejati yang dibunuh oleh Yang Su-jin dan memendam kebencian terhadapnya."

"…"

“Ada banyak kandidat karena Yang Su-jin telah menghancurkan tidak hanya satu atau dua entitas. Namun, tidak banyak yang menyimpan cukup dendam terhadap Yang Su-jin hingga menghancurkan bahkan keturunannya… Jika kita mengecualikan mereka yang tidak akan pernah meminjamnya kekuatan makhluk, daftar kandidat menyempit menjadi kurang dari sepuluh jari."

Tampaknya semakin dekat dengan identitasku, Seo Hweol bertanya sambil menyeringai.

“Mengingat keadaan saat ini, mengungkapkan identitasmu mungkin bukan pilihan yang buruk. Bukankah Daois Seo punya firasat tentang siapa aku sebenarnya?”

Aku ragu sejenak, tidak tahu harus berkata apa, lalu tertawa dingin.

―Mengapa ada kebutuhan untuk mengungkapkan hal itu di antara kita?

"Hmm? Di antara kita? Apa maksudmu?"

Tapi Seo Hweol menjauhkan wajahnya dariku seolah dia tidak mengerti.

―Bukankah kita telah memperhatikan, meragukan, dan bersiap untuk saling menikam selama beberapa dekade?

"Ah, itu…."

Seo Hweol terkekeh saat membaca bibirku.

"Itu semua hanya lelucon, bukan?"

"…"

Untuk sesaat, aku merasa linglung dengan jawaban Seo Hweol.

“Haha, kenapa kamu seperti ini, Daois Seo. Jika kamu termasuk di antara entitas yang aku curigai… bukankah kita adalah makhluk yang memegang alam semesta di telapak tangan kita, melintasi dimensi dan mengungkap konspirasi dan strategi yang tak terhitung jumlahnya dalam skala takdir dan sejarah. ?Mengapa meributkan beberapa kejadian di Dunia Saha ini (娑婆世界/ Dunia Biasa)? Bagi kami, itu hanyalah… lelucon, bukan?"

'Lelucon…?'

Mendengar perkataan Seo Hweol membuat pikiranku bergetar.

'Semua ini, hanya lelucon…?'

Itu tidak masuk akal.

Tapi aku menekan inti hatiku yang bergejolak dan melihat ke arah Seo Hweol.

'Jangan terpengaruh.'

Itu sudah jelas.

Ada kebohongan lain yang tercampur di sana.

Dan Seo Hweol mengamatiku, melontarkan informasi bercampur kebohongan.

‘Jangan terlibat dengan Seo Hweol. aku perlu mengulur waktu.'

Sebentar lagi, Mad Lord akan benar-benar menerobos ke lantai 7, pintu masuk resmi ke Serving Command Ark.

Selama Seo Hweol tidak menyegelku sepenuhnya dan terus berbicara denganku sampai saat itu, masih ada harapan.

‘Jangan terpengaruh oleh kata-kata Seo Hweol. Bertingkahlah seolah-olah aku tahu lebih banyak dan mendapatkan lebih banyak informasi darinya.'

―Jika semuanya hanya lelucon, bukankah bertualang ke Alam Hantu Nether untuk sedikit petualangan akan baik-baik saja, meskipun itu sedikit berbahaya? kamu sepertinya tidak suka pergi ke Alam Darah Yin.

"Hmm… Apakah kamu benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Alam Hantu Nether?"

'…?'

"Seperti yang kau tahu, sebagian besar Orang Sejati yang Memasuki tahap Nirwana berkeinginan untuk memasuki Alam Abadi Sejati dengan cara apa pun yang diperlukan… Oleh karena itu, Alam Hantu Nether dipenuhi dengan orang-orang yang berada di tahap Memasuki Nirwana, mata mereka merah dan mengamati. Makhluk di tahap Memasuki tahap Nirwana terlalu dewasa untuk dijadikan bahan lelucon… kamu bisa menebak mengapa mereka mengamati Alam Hantu Nether, bukan?"

―….

'Alam Hantu Nether ada hubungannya dengan jalan pintas menuju Alam Abadi Sejati?'

Ini juga bisa jadi bohong, tapi entah kenapa, kata-kata yang baru saja diucapkan Seo Hweol terasa benar.

aku telah mengetahui bahwa Alam Hantu Nether adalah tempat yang penuh dengan para Kultivator Memasuki Nirwana, bermata merah dan mengamati.

'Jika mereka hanya mengamati daripada langsung masuk, itu mungkin karena janji dengan Raja Naga Hitam…'

Raja Naga Hitam.

Alam Hantu Nether.

Alam Darah Yin.

Memasuki tahap Nirwana.

Alam Astral.

Seo Hweol….

Bagaimana semuanya berhubungan?

Bagaimana aku mengumpulkan informasi ini untuk melanjutkan percakapan dengan Seo Hweol?

Saat aku merenung,

“Jadi, aku akan bertanya lagi, Daois Seo.”

Seo Hweol menatap mataku sambil tersenyum tipis.

“Itu hanya lelucon di antara kita. Tetap saja, apakah kamu tidak akan mengungkapkan identitasmu?”

Dan kemudian hal itu terjadi.

"Lelucon…?"

Menggeliat, menggeliat…

Gyu-baek, yang pingsan tadi.

Jantungnya telah tertusuk, namun ia mulai bergerak-gerak dan perlahan mulai bangkit.

"Oh…"

Seo Hweol memperhatikannya dengan tatapan penasaran.

Lubang tempat jantungnya ditusuk sudah berhenti mengeluarkan darah.

Aku terkesiap, mengetahui bagaimana Gyu-baek bergerak.

'Dia secara paksa mengedarkan Qi ke seluruh tubuhnya untuk berdiri.'

Dia untuk sementara melakukan pekerjaan jantung dengan mengedarkan energinya sendiri.

Tapi dalam keadaan seperti itu, Gyu-baek sama saja dengan mati.

Meskipun dia berusaha mencegah vitalitasnya hilang, wajahnya dengan cepat menjadi paling pucat.

Dia sudah berada di ambang kematian, jadi melakukan hal lain tidak ada gunanya.

Namun tetap saja.

Dengan suara gemetar, mengeluarkan udara dari paru-parunya, Gyu-baek berbicara.

"Lelucon… kan? Katakan lagi, Seo Hweol. Bagimu, apakah waktu bersama Gyu-ryeon hanyalah lelucon?"

Gyu-baek, dengan lubang di dadanya, meletakkan tangannya yang gemetar di atasnya dan menatap ke arah Seo Hweol.

“Gyu-ryeon… aku… mencintaimu… sungguh…! Tapi bagimu, apakah aku hanya bercanda?”

Gyu-baek berteriak.

“Jawab aku, Seo Hweol…! Apakah semua ini hanya untuk hiburanmu?”

Dan Seo Hweol mendecakkan lidahnya.

“Kamu bukan Senior Gyu.”

Karena sikap dinginnya, Gyu-baek mengatupkan giginya.

“Bahkan jika kamu entah bagaimana berhasil sampai sejauh ini dengan menguasai Metode Jalur Hati sebagai sisa, itu saja. Kamu hanya… sisa dari Senior Gyu. Bukan orang itu sendiri. Jangan salah. Gyu-ryeon sudah mati, dan tindakanmu sama sekali tidak ada artinya."

"aku… tidak."

Gyu-baek, dengan air mata mengalir di wajahnya, terjatuh ke tanah.

“Ya, Gyu-ryeon… sangat menyukaimu… Seo Hweol…!”

Mungkin kata-kata yang pernah aku ucapkan kepada Senior Gyu belum diturunkan kepadamu? Emosi hanyalah jumlah udara yang masuk ke paru-paru dan tidak lebih….”

"TIDAK!"

Desir!

Pertukaran Ekspresi Emosional yang Menguntungkan diaktifkan sekali lagi.

Rantai terbang menuju Seo Hweol.

Namun dengan jentikan tangannya, Seo Hweol dengan mudah membelokkan rantai Pertukaran Ekspresi Emosional yang Menguntungkan.

Gyu-baek meluncurkan rantai ke arah Seo Hweol beberapa kali lagi dengan Dragon Form Soaring Claw, tapi Seo Hweol menangkisnya seolah-olah itu bukan apa-apa.

"Merepotkan sekali. Nona Hye-seo, bisakah kamu mengurus sisa ini untuk aku?"

"Eh? Aku tidak mau. Menyenangkan."

"…"

Oh Hye-seo, yang menganggap situasinya lucu, duduk di satu sisi tubuh Yuan Yu, menopang dagunya.

"Yah… jika Nona Hye-seo menganggapnya merepotkan, aku tidak bisa berbuat apa-apa."

Langkah, langkah…

Seo Hweol turun dari dadaku.

Tapi tetap saja, mungkin karena karakter Cinta Kebajikan melayang di atas dantianku yang atas, tengah, dan bawah,

aku tidak bisa menggerakkan satu jari pun, apalagi berbicara.

Dentang, dentang!

Rantai Pertukaran Ekspresi Emosional yang Menguntungkan menargetkan Seo Hweol beberapa kali, tapi Seo Hweol, dengan senyuman uniknya yang tidak menyenangkan, terus menangkisnya seolah-olah keterikatan singkat dengan rantai selama dia tidur hanyalah ketidaknyamanan sesaat.

Hati Seo Hweol sungguh tak terjangkau oleh Gyu-baek.

Suara mendesing!

Seo Hweol menangkis rantai itu untuk terakhir kalinya.

Tiba-tiba, Seo Hweol berada tepat di depan Gyu-baek.

"Apakah kamu sudah melampiaskannya sedikit?"

"kamu…!"

Patah!

Seo Hweol menjentikkan jarinya ke depan Gyu-baek.

Darah muncrat dari tujuh lubangnya, dan dia langsung pingsan di sana.

Seo Hweol benar-benar mengganggu sirkulasi paksa energi spiritual langit dan bumi di dalam Gyu-baek.

Sungguh ajaib tubuhnya tidak meledak menjadi tumpukan daging karena shock.

Seo Hweol menatap Gyu-baek sejenak, lalu menjambak rambutnya dan menyeretnya ke arah kami.

"Dengan tubuh yang penuh kebencian, mempersembahkannya sebagai pengorbanan darah ke Alam Yin Darah akan segera memperkuat segel rekan Daois. Sekarang, Daois Seo, meskipun ada sedikit penundaan, haruskah kita melanjutkan apa yang kita tinggalkan… apa yang kamu lakukan? "

Retak, berderit…

Apapun yang terjadi, (kata-kata) tidak akan keluar.

Namun, 'menggerakkan tubuhku' tampaknya mungkin dilakukan ketika aku mengerahkan seluruh kekuatanku.

Aku memusatkan kekuatan Pedang Tak Berwujud ke dalam satu tangan, perlahan mengangkatnya.

Meskipun karakter Cinta Kebajikan semakin menekanku, aku mengulurkan tanganku tanpa peduli.

Menuju Gyu-baek.

“Hmm, kamu di ambang kematian, namun kamu masih punya urusan dengan sisa ini. Ah, mungkin kamu ingin kawin sebelum disegel?”

-Diam.

"Aku tidak mengerti. Apa yang kamu inginkan dengan sisa Dunia Saha ini… Apakah kamu sudah terlalu terikat pada mainanmu?"

-TIDAK.

"TIDAK?"

aku memusatkan seluruh fokus aku pada lengan yang terulur ke arah Gyu-baek.

Pedang Tak Berbentuk, di tingkat Menginjak Surga, merobek karakter Cinta Kebajikan dan perlahan mencapai Gyu-baek.

―Ini bukan lelucon!

Gyu-baek adalah seseorang yang hanya bisa kutemui dalam hidup ini.

Bahkan jika aku bertemu dengannya di kehidupan selanjutnya, dia tidak akan pernah menjadi Gyu-baek yang sama seperti sekarang.

Terlahir dari obsesi dan kebencian Gyu-ryeon, jika tidak dengan emosi dan kenangan yang sama seperti Gyu-ryeon, aku tidak akan pernah melihat Gyu-baek yang sama lagi.

Tapi aku tidak sedih.

Lagipula, bagiku, setiap keberadaan di dunia ini adalah seseorang yang hanya bisa kutemui sekali seumur hidup, begitu pula Gyu-baek.

Ya.

Ini adalah koneksi yang hanya bisa aku bentuk dalam hidup ini.

―Bagaimana kenangan yang dibangun dengan koneksi unik itu bisa menjadi sekadar lelucon?

Akhirnya aku berhasil memegang tangan Gyu-baek.

Itu adalah tangan yang mengeras karena kapalan karena berlatih Cakar Melonjak Bentuk Naga.

Tangan yang dilatih untuk bertemu Seo Hweol, dan tangan yang berlatih seni bela diri bersamaku.

Pada saat yang sama, itu juga merupakan tangan seorang kawan yang tidak mencapai apa pun.

"Itu bukan lelucon, katamu."

Melihat gerakan bibirku, Seo Hweol mengamati kami sejenak sebelum melepaskan rambut Gyu-baek.

Dia terjatuh tanpa daya ke tanah.

'…?'

Tapi menurutku tindakan Seo Hweol agak aneh.

'Apa?'

Apakah aku baru saja melihat sesuatu yang salah?

Untuk sesaat, kupikir aku melihat pancaran samar di inti hati Seo Hweol.

Itu berlalu begitu cepat sehingga aku tidak yakin apakah itu nyata.

'Itu pasti sebuah kesalahan.'

Aku mengalihkan perhatianku dari apa yang tidak mungkin terjadi pada Seo Hweol dan memegang tangan Gyu-baek dengan kuat.

Gyu-baek belum mati.

Meskipun dia mungkin akan segera mati, tangannya gemetar lemah.

Melalui tangan gemetar itu, aku merasakan emosinya.

Kemarahan dan kebencian.

Kerinduan dan kesedihan.

Dan cinta.

Gyu-ryeon mencintai Seo Hweol.

Dan Gyu-baek, yang mewarisi ingatan Gyu-ryeon, juga mewarisi kenangan akan cintanya yang begitu besar kepada Seo Hweol.

Meski diliputi kebencian Gyu-ryeon, Gyu-baek juga menyimpan rasa cinta pada Seo Hweol.

Meskipun objek cintanya adalah makhluk menjijikkan, cintanya sendiri bersinar terlalu terang untuk orang seperti Seo Hweol.

Aku menatap esensi hatinya, menangkap cahaya itu di dalam hatiku sendiri.

'aku akan mengingat. Hatimu…'

Ikatan unik dalam hidup ini, aku akan menguburnya jauh di dalam hatiku dan mengingat perasaan ini.

Dengan demikian, penampilan terakhir Gyu-baek ditambahkan ke Kanvas Segudang Bentuk dan Koneksi.

aku pikir itu akan menjadi penampilan terakhirnya.

Sararak―

"…?"

Hingga seutas benang merah muda terulur dari tanganku.

Sarararak―

Entah bagaimana, aroma bunga yang harum menyebar.

Pada saat yang sama, akar tumbuh dari benang yang menjulur dari tubuhku.

Benangnya terbagi menjadi beberapa cabang, menyebar ke segala arah.

Untaian yang tampak tersebar kemana-mana segera berkumpul, terjalin membentuk suatu bentuk.

Itu adalah sosok Kim Yeon.

Wo-woong―

Di dalam bagian terdalam dari liang yang digali oleh Hong Fan.

Di sana tergeletak sesosok tubuh, masih tak sadarkan diri.

Itu Kim Yeon, yang tidak sadarkan diri selama berhari-hari.

Dia telah terbaring di sana dengan tatapan kosong selama beberapa hari beberapa malam.

Kim Yeon sedang bermimpi.

Itu adalah adegan di mana dia melakukan perjalanan bisnis dengan orang yang dia sukai dan melihat bunga quince bermekaran dengan subur di kebun buah-buahan.

Kemudian, sesuatu bergema jauh di dalam mimpinya.

-aku akan mengingat. Hatimu…

Itu adalah suara Seo Eun-hyun, yang kesadarannya melekat pada Kim Yeon.

Selain suara Seo Eun-hyun, 'hati' yang ingin diingat Seo Eun-hyun disampaikan kepadanya melalui kesadaran yang melekat pada Seo Eun-hyun.

Itu adalah hati seseorang yang mencintai orang lain.

Hati Gyu-ryeon, yang telah mengabdikan segalanya untuk Seo Hweol.

Meski endingnya sangat buruk, hati Gyu-ryeon sepanjang prosesnya bersinar begitu terang.

Dan cahaya itu disalurkan ke Kim Yeon melalui Seo Eun-hyun.

Bersamaan dengan itu, saat cahaya itu mencapai Kim Yeon,

Kanon Jantung Bawaannya yang Sangat Misterius, dikombinasikan dengan bakat Kim Yeon dan nasibnya, semakin diperkuat.

Akibatnya, Kim Yeon, saat tertidur, tanpa sadar membangunkan kemampuan aslinya melalui Kanon Hati Bawaan yang Sangat Misterius.

Ssst!

Siluet merah muda Kim Yeon tumpang tindih dengan tanganku yang memegang tangan Gyu-baek.

Tangan kami – tanganku, tangan Gyu-baek, dan Kim Yeon – berlapis-lapis.

Seo Hweol, terkejut dengan situasi yang tidak terduga, mundur beberapa langkah, dan Oh Hye-seo melambai ke arah Kim Yeon dengan wajah gembira.

“Ya ampun, itu Yeon, bukan?”

Kemudian, Oh Hye-seo mengulurkan tangannya ke arah Kim Yeon dengan ekspresi gembira.

“Yeon-ah, kamu merepotkan. Aku akan kembali dan menyayangimu seperti dulu, jadi bisakah kamu menghilang sebentar?”

Ssst!

Di sekitar Kim Yeon, Yin dan Yang berputar-putar seolah membuat sosoknya kabur sejenak.

Namun hanya sesaat.

Siluet merah muda Kim Yeon meletakkan tangannya di atas lubang di dada Gyu-baek.

Pada saat yang sama, cahaya keemasan mulai meledak dari dalam dada berlubang Gyu-baek.

Melihat ini, Seo Hweol berteriak pada Oh Hye-seo.

“Nona Hye-seo! Cepat, hentikan itu!”

Wo-woong!

Cahaya biru menyala, dan Seo Hweol mencoba terbang dalam wujud aslinya.

Namun, cahaya keemasan lebih cepat.

Cahaya keemasan berubah menjadi benang tipis dan terbang menuju Seo Hweol, secara alami terhubung ke dadanya.

aku mengerti apa arti benang cahaya keemasan ini.

'Ini adalah… Sumpah Dingin yang Besar…!'

Pada saat yang sama, Gyu-baek, yang dadanya dipenuhi cahaya keemasan, membuka matanya.

Setelah menatap siluet Kim Yeon sejenak, dia terbatuk darah dan berdiri.

"AAAAHHH!!!"

Kemudian, Oh Hye-seo, yang dengan cepat membaca rangkaian Sumpah Dingin Besar, tiba-tiba berteriak.

Meskipun berada di dalam tubuh Yuan Yu, dia memegangi matanya yang pecah, menangis air mata darah.

Seolah-olah dia telah melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat.

"Apa itu apa itu apa itu …"

Karena ketakutan, Oh Hye-seo dengan cepat memutuskan hubungannya dengan tubuh Yuan Yu dan menghilang entah kemana.

Tubuh Yuan Yu, setelah kehilangan pengontrolnya, ambruk di tempat.

Gyu-baek sambil memegangi dadanya, mengulurkan tangannya ke arah Seo Hweol yang melarikan diri ke kejauhan.

Wo-woong!

Niatnya meluap ke segala arah.

Melampaui Jalan Menuju Surga.

"Pertukaran Ekspresi Emosional yang Menguntungkan."

Sekali lagi, Beyond the Path to Heavens milik Gyu-baek diaktifkan.

Sekali lagi, rantai muncul dari dada Gyu-baek.

Bukan rantai coklat.

Rantai emas mengejar Seo Hweol dengan kecepatan cahaya, menghubungkannya tanpa memberinya kesempatan untuk bereaksi.

Halalalak!

Terhubung ke Seo Hweol, rantai emas dengan cepat memendek, menarik Seo Hweol yang melarikan diri kembali ke tempat ini.

Seo Hweol berubah kembali menjadi bentuk manusia saat dia ditarik kembali dan mendarat di sini.

Seo Hweol melihat ke arah Gyu-baek, lalu ke Kim Yeon.

"…Apa yang kamu?"

Wajahnya masih tersenyum.

Tapi suara Seo Hweol lebih dingin dari sebelumnya.

"Sebuah teknik yang hanya dapat dimulai oleh Vast Cold… Sumpah Dingin Vast. Mengapa kamu bisa memimpin Sumpah Dingin Vast? Siapa kamu?"

Senyumannya lebih dingin dari sebelumnya, dan inti hati Seo Hweol lebih bergejolak dari sebelumnya.

Di suatu tempat di dalam Aliansi Naga Sejati.

Di kediaman Raja Naga Hitam.

Di dalam, seekor naga besar bergerak..

Naga hitam itu mengangkat kepalanya ke langit, membuka mulutnya karena tidak percaya.

"Dingin sekali… Bagaimana mungkin…?"

Di luar Tabut Komando Pelayanan.

Benteng yang Sangat Misterius.

Di jantung benteng, Mad Lord tiba-tiba meraih kepalanya dan turun dari lututnya.

Kanon Hati Bawaan Yang Sangat Misterius milik Tuan Gila beresonansi kuat dengan sesuatu.

Dan sambil memegangi dadanya, Tuan Gila itu menitikkan air mata.

Bukan air mata berisik dan menangis yang selalu dia keluarkan.

Air mata diam yang mengalir dari Mad Lord mengandung ketulusannya.

"…Muridku sedang melakukan sesuatu."

Merasakan kehadiran Kim Yeon melalui resonansi Kanon Hati Bawaan yang Sangat Misterius, Sang Penguasa Gila melihat ke arah Bahtera Komando Pelayanan.

"Sesuatu sedang terjadi di sana. Aku harus pergi. Aku mungkin menyaksikan sesuatu yang mirip dengan, tidak… sesuatu yang jauh lebih dahsyat daripada Drama Yeon…"

Sambil memegangi dadanya, Tuan Gila dengan sungguh-sungguh membuka Kanon Hati Bawaan yang Sangat Misterius tanpa menyeka air matanya.

Wo-woong!

Kanon Hati Bawaan Tuan Gila yang Sangat Misterius menyala terang.

"Sudah waktunya untuk mengakhiri pertunjukan boneka kikuk ini. Aku perlu melihat apa yang muridku coba lakukan. Menilai dari resonansi dari Kanon Hati Bawaan yang Sangat Misterius… apa yang muridku coba lakukan pasti merupakan langkah selanjutnya yang benar dari bawaan yang Sangat Misterius Hati yang Canon harus capai…!"

Bo-oong!

Setelah sadar kembali, Sang Gila mengendalikan Benteng Misterius yang Menakjubkan, mengoperasikannya dengan lebih efisien dan logis.

Dan pasukan boneka dari Benteng yang Sangat Misterius, yang telah membombardir tanpa pandang bulu dengan jumlah yang banyak, mulai mengatur ulang dengan cepat.

“Anak ini bukan yang penting kan, Seo Hweol?”

Gyu-baek menatap siluet Kim Yeon sejenak, lalu menatap Seo Hweol lagi.

“Ini seperti keajaiban… tidak, ini keajaiban. Keajaiban telah terjadi, dan Sumpah Dingin Besar telah diaktifkan. Seo Hweol.”

Gyu-baek menunjuk ke dadanya, yang dipenuhi cahaya keemasan, dengan senyuman yang jelas.

“Hatiku hilang, dan aku akan mati. Dan karena Sumpah Dingin Besar diaktifkan secara ajaib, kamu juga akan mati.”

"…"

"Kamu mungkin lebih tahu dariku… Sumpah Dingin Besar adalah teknik yang berhubungan dengan takdir. Mengubah tubuh atau mengisi kembali kekuatan hidup tidak ada gunanya. Kebangkitan tidak mungkin dilakukan. Itu berarti surga telah memutuskan untuk mengakhiri takdir kita."

"…"

"Tapi… seperti yang kau tahu, Seo Hweol. Ini bukanlah Sumpah Dingin Besar yang disepakati oleh kita berdua. Ini adalah Sumpah Dingin Besar sepihak yang Gyu-ryeon paksakan padamu. Karena ada saksi yang hadir di sini, kamu berhak membatalkan Sumpah Dingin Besar, Seo Hweol."

Gyu-baek perlahan merentangkan tangannya ke arah Seo Hweol.

“Sama seperti Gyu-ryeon menularkan cintanya padamu dengan memaksakan Sumpah Dingin yang Besar, membatalkannya juga harus dilakukan secara terbalik. Seo Hweol, cara untuk membatalkannya sederhana.”

Mendengar kata-katanya berikut ini, aku hanya bisa terkekeh.

"Cium aku dengan tulus. Kecuali kamu mengembalikan lebih dari apa yang Gyu-ryeon berikan padamu, Sumpah Dingin Besar tidak akan dibatalkan."

Dalam banyak dongeng yang menampilkan sepasang kekasih, akhir ceritanya biasanya berupa pemutusan kutukan dengan ciuman dan hidup bahagia selamanya.

Begitu pula dengan Seo Hweol yang dikutuk, harus memberikan ciuman cinta yang tulus kepada Gyu-baek untuk mematahkan kutukan tersebut.

“Sekarang, Seo Hweol. Tunjukkan ketulusanmu.”

Gyu-baek, yang memberi tahu Seo Hweol bahwa hanya ketulusan yang bisa menghilangkan kutukan itu, tersenyum kejam namun indah.

Dan untuk pertama kalinya, senyuman Seo Hweol menghilang dari bibirnya.

Pertunjukan panjang ini telah berakhir.

Hanya Seo Hweol, yang terseret ke bawah panggung, yang tersisa.