Penerjemah: Sakuranovel

---

“Hei, Towa-kun.”

"Ya?"

Secara acak, Towa mengalihkan pandangannya ke arah Ayane. Saat mereka menonton TV bersama, perhatiannya tertuju pada layar, tapi tiba-tiba dia menanyakan pertanyaan.

“Bagaimana kalau… Towa-kun dan aku punya anak? Menurutmu seperti apa anak kita nanti?”

“…eh?”

Towa memiringkan kepalanya dengan bingung mendengar pertanyaan yang tidak biasa ini.

(Nak… Maksudmu seorang anak kecil, kan?)

Seorang anak, dengan kata lain, adalah manusia yang lahir dari tubuh perempuan.

Baik Towa maupun Ayane mempunyai masa lalu seperti itu, tapi itu masih merupakan usia di mana tidak masuk akal untuk mengkhawatirkan hal-hal seperti itu, karena mereka berdua masih siswa SMA.

(Yah, kurasa aku tidak seharusnya menolak pertanyaan seperti itu dari seorang gadis penting seperti dia… Sekarang, jika seorang anak dilahirkan antara aku dan Ayane, anak seperti apa yang akan dia pilih?)

Jujur saja, Towa sama sekali tidak bisa membayangkannya. Baik Towa maupun Ayane sama-sama ganteng, jadi kalau soal genetika, kemungkinan besar anak mereka akan ganteng atau cantik, entah laki-laki atau perempuan.

"Apakah kamu punya ide?"

“Tidak, tapi secara mengejutkan aku menemukan sesuatu.”

“Oya… Tolong beritahu aku!”

Ayane dengan penuh semangat mendekati Towa, matanya berbinar, dan dia ragu-ragu sambil meletakkan tangannya di bahu Towa.

Hal itu dapat dimengerti karena dia memiliki gambaran yang jelas dalam pikirannya, dan pertanyaannya adalah apakah dia harus membaginya dengan dia.

“….Yah… begitu…”

“Waku waku♪”

Ayane menatapnya dengan kegembiraan di matanya, tapi pikiran batin Towa cukup rumit.

(aku tidak tahu kenapa, tapi aku tidak bisa membayangkannya. Tapi itu sangat jelas…)

Dia membayangkan seorang gadis yang sangat mirip dengan Ayane, calon anak mereka.

(“Hei, Ayah! Aku tidak akan kalah dari Ibu!”)

(“Kalah dari siapa?”)

Tapi kemudian, entah kenapa, gambaran pertengkaran di masa depan antara Towa dan Ayane mengenai putri mereka muncul di kepalanya.

Saat dia berbagi semua ini dengan Ayane, matanya melebar karena terkejut. Meski begitu, hal itu sepertinya hanya mengobarkan tekadnya untuk bersaing dengan calon putri mereka.

“Aku pasti tidak akan kalah!”

Towa tidak bisa menahan tawa melihat reaksinya.

“Yah, ada beberapa hal yang bisa dikatakan tentang hal itu… Tapi aku rasa kita sedang menghadapi masa depan yang menarik.”

Meskipun kejadian masa depan seperti itu masih belum pasti, Towa merenungkannya sambil melihat ke arah Ayane, yang dipenuhi dengan tekad.

Akhir Jilid 2